sebuah pemikiran seorang ibu yang lagi makan bubur ayam.

I love being a mom, i do.

Tapi bukan berarti gue cinta mati sama anak gue dari gue liat dia pertama kali di ruang operasi yah. dulu sebelum lahiran, seorang sahabat ingetin gue untuk terus merasa diri waras walaupun tidak merasa proses kelahiran itu amazing.

Nanti, abis lahiran, kalo lo liat muka anaklo dan lo ga merasa cinta-cinta amat, wajar yah. lo waras kok.

Waktu itu gue ga engeh maksud dia, karena kan selama ini gue korban drama, korban sinetron, korban iklan, dimana seorang ibu abis lahiran, anaknya mukanya uda jelas, ga bengep, ibunya juga rambutnya ga lepek, si ibupun ga melalui proses muntah-muntah, menggigil ataupun kesakitan karena anaknya nyangkut, tiba-tiba meluk, terus dicium keningnya ama suaminya.

GA

GA

GA

GA

GA

Listen to me girls. ga gitu. pas anak gue keluarin dari perut, gue bahkan ga bisa inisasi menyusui dini, karena gue muntah-muntah, bahkan tepat setelah mencium dia. kalo nanti kamu baca nak, NO, it's not your fault, it's me. #laluberdendang

Gue ga merasa jatuh cinta pada pandangan pertama sama sekali, mungkin karena emang gue tipe yang "bitter" , kecintaan terhadap dia tuh tumbuh seiring dengan berjalannya waktu, seiring dengan tangisan dia, senyuman dia, kedipan matanya, hembusan nafasnya, bahkan ketika dia ngompol. HAHAHAHAHA ini serius. 

Dan lo tau yang bertambah selain rasa sayanglo ke anak, ketika lo melahirkan dan punya anak, otomatis rasa sayanglo ke orang tualo pun bertambah. lo jadi tau perjuangan mereka, lo-pun jadi tau bahwa mereka sayang sama lo di setiap inci dalam kehidupanlo, lalu lo inget, betapa najisnya elo di masa remaja, yang merasa mereka ga sayang sama elo karena ngelarang lo "merusak diri lo sendiri".

HA HA HA HA 

(ditulis dengan air mata yang mengembang, hidung yang semakin membesar, dan semangkok bubur ayam plus sate usus dua)

Oke LANJUT.

Dan setelah melahirkan, tentu, perutlo ga akan langsung kembali ke size asal, seperti kim kardashian atau miranda kerr. NO. Perutlo akan kayak orang hamil 5 bulan, tapi anaknya udah keluar. BENYEK GAES AND THE SADDEST PART IS YOU DONT KNOW WHO YOU ARE ANYMORE.

tapi secara sepanjang hidup gue, perut gue jarang rata, jadi pergulatan hati gue ga kuat-kuat banget sih. #SIANYING

dan yang paling harus kalian persiapkan adalah hati kalian. 

kenapa?

karena yang paling keras terhadap ibu-ibu adalah ibu-ibu.

THEY JUDGE YOU HARD.

Lahiran normal kan? ASI DONG? ga pake nanny kan? nyusuinnya langsung kan? makannya sehat kan? ga usa diet dulu, kamu ga sayang anak? kamu #TIMSALMON apa #BALAJAER?

dan seterusnya...

Lalu ketika lo menjawab hal yang berbeda dari definisi "KEHARUSAN" buat mereka, mereka bakal nunjuk lu mati-matian sebagai ibu yang engga sayang anak. padahal yang hamil elo, yang lahiran elo, yang bayar lakilo, yang nyusuin atau engga elo, anak-anak elo, yang komentar tetep mereka, capek kan ibu-ibu? TENTU SAJA,  tidak kok, ibu harus kuat, (insert senyum getir menahan hati yang luka here)

MAKANYA JANGAN JADI KEK GITU. w sirem bubur juga nih. #CieeeGalak

gue selalu mengingatkan diri gue untuk stop bertanya, kecuali kalo ada temen gue yang mau cerita dengan sukarela, ketika temen gue cerita "gue lahiran SC nih" gue bakal jawab "OH YAH? ME TOO" lalu ketika dia cerita alasannya, gue bakal ngehargain apapun alasan dia. apapun. kenapa? KAN BUKAN GUA YANG LAHIRAN, apalagi ngebayar lahirannya. #adakebenarandikalimatini 

guepun selalu mengingatkan orang sekitar gue untuk stop bertanya hal-hal pribadi, seperti misalnya 

kapan nambah momongan?

ELAHHHHHHHHH~~~~

yang kalo dijawab baik-baik:

nanti, ehehehe

dibales: 

kan capeknya sekalian...

pengen gue bales:

YANG CAPEK KAN GUA BUKAN ELO, BACOTTTTTT

walau akhirnya gue urungkan niat, karena tanpa diapun, musuh gue uda banyak, udahlah, tar makin banyak yang ngedoain kejatuhan gue, jatuh di jalan, beset-beset, ga enak juga kan. #YAAAAAAA

jadi gue jawab:

iyah.. (kembali pada prinsip iyain ajah biar cepet)

Yang masih amat gue sayangkan adalah banyaknya orang cuman mikirin kuantity ketimbang kualitas, yah emang kalo anak baru 1 kenapa? kesannya kalah bener ama yang anaknya 5, padahal kan masing-masing keluarga punya story masing-masing, kalo emang anaknya 5 juga kenapa? pokoknya society ini, membuat apapun yang kita pilih selalu salah. 

Memiliki 1 atau 5 atau 8 anak, bukan urusanmu, urusanmu apa dong kalo gitu? urusanmu adalah membersarkan anakmu, untuk jadi orang yang jauh lebih berguna bagi orang lain dan dirinya sendiri ketimbang kamu.

I just hope ibu-ibu agar lebih less judgemental terhadap ibu-ibu lain, gimana caranya? mulailah hilangkan habit itu, dimulai dari diri lo sendiri.

Menjadi Ibu, menjadi istri, menjadi wanita di tahun 2017 ini sudah sulit, ga usalah ditambah-tambahin sulit dengan komentar-komentar usang. 

xx,

chaw